Di era modern yang serba cepat dan penuh tekanan ini, banyak orang merasa kehilangan ketenangan. Tuntutan pekerjaan, tekanan sosial, dan gaya hidup kompetitif sering kali membuat pikiran menjadi lelah dan hati tidak tenang. Kondisi ini bukan hanya berdampak pada tubuh, tetapi juga pada keseimbangan mental dan spiritual seseorang. Tak sedikit yang akhirnya mengalami stres berkepanjangan, kecemasan, bahkan gangguan mental seperti depresi. Dalam situasi seperti ini, terapi psikologis menjadi penting untuk membantu seseorang kembali menemukan keseimbangan dirinya. Salah satu pendekatan yang kini semakin dikenal dan terbukti menenangkan adalah psikoterapi Al-Qur’an, yaitu bentuk terapi yang berlandaskan nilai-nilai spiritual Islam. Pendekatan ini menekankan bahwa ketenangan sejati tidak hanya berasal dari pikiran yang sehat, tetapi juga dari hati yang dekat dengan Sang Pencipta.
Psikoterapi Al-Qur’an memandang bahwa jiwa, mental, dan fisik manusia merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Gangguan pada salah satunya akan berdampak pada yang lain. Karena itu, penyembuhan mental tidak cukup dilakukan dengan obat-obatan kimia semata, tetapi juga harus menyentuh sisi spiritual manusia. Dalam pandangan Islam, ketenangan batin hanya dapat diperoleh ketika seseorang mengingat dan kembali kepada Allah, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Ar-Ra’d: 28, “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.”
Penelitian yang dilakukan oleh Alam Budi Kusuma menunjukkan bahwa pendekatan psikoterapi berbasis Al-Qur’an mampu membantu mengatasi gangguan kesehatan mental melalui berbagai bentuk amalan ibadah dan refleksi spiritual. Terapi ini dapat dilakukan melalui dzikir, doa, membaca Al-Qur’an, shalat, puasa, dan ruqyah syar’iyyah. Aktivitas-aktivitas tersebut tidak hanya memperkuat keimanan, tetapi juga memberikan efek menenangkan pada sistem saraf, menurunkan tingkat stres, serta meningkatkan rasa percaya diri dan makna hidup.
Salah satu bentuk terapi yang banyak diterapkan adalah dzikir dan doa. Dzikir bukan sekadar mengucapkan lafaz-lafaz tertentu, melainkan proses mengingat Allah dengan penuh kesadaran. Saat seseorang berdzikir dengan hati yang khusyuk, otaknya merespons dengan menurunkan aktivitas gelombang stres dan meningkatkan hormon serotonin yang menimbulkan rasa damai. Begitu pula doa, yang menjadi bentuk komunikasi langsung dengan Allah. Dalam doa, seseorang mencurahkan isi hati, mengakui kelemahan diri, dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan, yang pada akhirnya memberikan efek ketenangan mendalam.
Selain itu, shalat juga memiliki efek terapeutik yang luar biasa. Gerakan-gerakan dalam shalat membantu memperlancar aliran darah, menurunkan ketegangan otot, dan mengatur pernapasan, sementara unsur spiritualnya menumbuhkan rasa syukur dan kedekatan dengan Allah. Beberapa penelitian bahkan menyebutkan bahwa orang yang rutin melaksanakan shalat dengan khusyuk cenderung memiliki tingkat kecemasan yang lebih rendah dan daya tahan mental yang lebih baik.
Pendekatan lain yang juga digunakan dalam psikoterapi Al-Qur’an adalah ruqyah, yaitu pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an dan doa untuk membantu penyembuhan gangguan mental maupun spiritual. Ruqyah syar’iyyah, jika dilakukan dengan niat tulus dan cara yang sesuai syariat, dapat membantu individu yang mengalami gangguan kecemasan, ketakutan berlebihan, hingga trauma psikologis. Dalam proses ini, individu diajak untuk memperkuat keyakinannya bahwa kesembuhan sejati datang dari Allah semata.
Beberapa penelitian modern bahkan membuktikan pengaruh nyata bacaan Al-Qur’an terhadap kondisi psikologis manusia. Sebuah penelitian oleh Ahmad al-Qadhi menggunakan alat pengukur stres menunjukkan bahwa mendengarkan ayat-ayat Al-Qur’an dapat menurunkan ketegangan saraf hingga 97 persen, bahkan pada responden non-muslim. Hasil ini menegaskan bahwa bacaan Al-Qur’an memiliki efek menenangkan yang bersifat universal, mampu memengaruhi kondisi emosional dan fisiologis seseorang secara langsung.
Psikoterapi Al-Qur’an tidak hanya ditujukan bagi mereka yang mengalami gangguan mental berat, tetapi juga bagi siapa saja yang ingin menjaga keseimbangan jiwa di tengah kehidupan modern yang penuh tekanan. Melalui pendekatan ini, seseorang diajak untuk memperbaiki hubungan dengan dirinya sendiri, dengan sesama, dan terutama dengan Tuhannya. Ketenangan yang diperoleh bukanlah semata hasil dari pengendalian pikiran, tetapi lahir dari penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah.
Dalam dunia psikologi modern, terapi spiritual seperti ini menjadi pelengkap penting bagi berbagai bentuk intervensi klinis. Ia tidak menggantikan peran psikolog atau psikiater, tetapi memperkaya pendekatan penyembuhan dengan nilai-nilai keagamaan yang menyejukkan. Sebab pada akhirnya, kesehatan mental bukan hanya tentang berpikir positif, melainkan juga tentang menemukan makna hidup dan kedekatan dengan sumber ketenangan sejati.
Jika Anda ingin mengenal lebih jauh mengenai terapi psikologis, asesmen mental, atau pemeriksaan psikotes yang dilakukan oleh profesional berlisensi, pastikan Anda memilih lembaga terpercaya dan berizin resmi. Temukan layanan asesmen psikologi terbaik hanya di biro psikologi resmi Assessment Indonesia, mitra terpercaya untuk kebutuhan psikotes.
Sumber:
Kusuma, A. B. (2017). Pendekatan Psychotherapy Al-Qur’an dalam Gangguan Kesehatan Mental (Suatu Kajian Psikologi Agama). Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, 6(1), 129–157.