Memuat...
18 November 2025 08:55

Analog Shocking Therapy: Katarsis Emosional untuk Meningkatkan Ketenangan Jiwa Karyawan

Bagikan artikel

Dalam dunia kerja yang penuh dinamika, tekanan mental dan emosional sering kali tidak terhindarkan. Tuntutan untuk selalu produktif, target yang tinggi, serta persaingan antar karyawan dapat menimbulkan beban psikologis yang signifikan. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kinerja individu, tetapi juga berdampak pada iklim kerja dan efektivitas organisasi secara keseluruhan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa keresahan jiwa atau gangguan ketenangan batin di kalangan karyawan menjadi salah satu faktor yang paling sering menghambat produktivitas. Karyawan yang diliputi kekhawatiran terhadap pencapaian target, mudah tersulut emosi, atau sulit menyalurkan perasaan kecewa biasanya akan mengalami penurunan fokus dan motivasi kerja. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat berkembang menjadi stres kronis bahkan burnout. Untuk mengatasi kondisi tersebut, para peneliti memperkenalkan sebuah pendekatan terapi yang disebut Analog Shocking Therapy, yakni metode psikoterapi katarsis yang berfokus pada pelepasan emosi negatif dengan cara yang aman dan terarah.

Secara sederhana, Analog Shocking Therapy merupakan teknik pelepasan emosi (emotional release) melalui proses simbolik yang membantu individu menyalurkan beban psikologisnya. Terapi ini bekerja dengan prinsip katarsis, sebuah konsep dalam psikologi yang berarti pembersihan atau pelepasan emosi yang tertahan agar seseorang dapat kembali mencapai keseimbangan batin. Dalam praktiknya, karyawan diajak melakukan proses visualisasi simbolik, misalnya membayangkan sebuah benda seperti bola sebagai media untuk menyalurkan emosi negatif seperti kemarahan, kesedihan, atau kekecewaan. Dengan membayangkan emosi tersebut “dipindahkan” ke dalam simbol tersebut, individu dapat mengekspresikan perasaannya secara aman tanpa melibatkan perilaku destruktif atau agresif. Tujuan utama dari terapi ini bukan untuk menekan perasaan negatif, tetapi mengalirkannya secara sehat, sehingga individu dapat kembali menemukan ketenangan batin dan kestabilan emosi. Ketika emosi berhasil dilepaskan, tubuh dan pikiran menjadi lebih rileks, dan seseorang dapat memandang masalahnya dengan perspektif yang lebih jernih. 

Penelitian yang melibatkan 29 orang karyawan di sebuah perusahaan roti ini menunjukkan hasil yang menarik. Sebelum menjalani Analog Shocking Therapy, sekitar 51% karyawan berada dalam kondisi ketenangan jiwa yang rendah. Mereka dilaporkan sering merasa cemas, tegang, dan sulit mengendalikan emosi saat menghadapi tekanan kerja. Namun setelah menjalani sesi terapi, terjadi perubahan signifikan dalam aspek emosional dan psikologis. Karyawan melaporkan perasaan yang lebih tenang, semangat kerja yang meningkat, serta kemampuan mengelola rasa takut dan kekhawatiran yang lebih baik. Selain itu, mereka juga merasa lebih mudah dalam menghadapi konflik di tempat kerja dan lebih optimis terhadap tantangan yang dihadapi. Temuan ini mengindikasikan bahwa Analog Shocking Therapy dapat menjadi salah satu metode efektif untuk membantu karyawan melakukan proses regulasi emosi dan pemulihan psikologis. Dalam konteks organisasi, hal ini berarti menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat, produktif, dan harmonis. 

Ketenangan jiwa bukan berarti seseorang tidak pernah marah, takut, atau sedih, melainkan kemampuan untuk mengelola emosi-emosi itu dengan sadar dan proporsional. Karyawan yang memiliki ketenangan batin cenderung lebih mampu beradaptasi terhadap perubahan, lebih fokus dalam menyelesaikan pekerjaan, dan memiliki relasi kerja yang lebih baik dengan rekan sejawat. Sebaliknya, keresahan jiwa yang dibiarkan tanpa penanganan dapat menimbulkan dampak domino — dari konflik interpersonal, penurunan produktivitas, hingga risiko gangguan kesehatan mental yang lebih serius. Oleh sebab itu, perusahaan perlu memperhatikan kesejahteraan psikologis karyawan sebagai bagian integral dari strategi pengembangan sumber daya manusia. Terapi seperti Analog Shocking Therapy dapat dijadikan salah satu alternatif intervensi di lingkungan kerja, terutama sebagai program employee well-being yang bersifat preventif maupun kuratif. Karyawan yang tenang dan seimbang secara emosional adalah pondasi utama organisasi yang sehat.

Sebelum memberikan intervensi seperti terapi atau pelatihan pengelolaan stres, langkah pertama yang tidak kalah penting adalah melakukan asesmen psikologis. Asesmen membantu memetakan kondisi mental, tingkat stres, gaya kepribadian, serta kebutuhan psikologis setiap karyawan. Dengan data asesmen yang valid dan terinterpretasi secara profesional, perusahaan dapat merancang strategi pengembangan yang tepat sasaran, baik untuk peningkatan produktivitas maupun kesejahteraan mental karyawan. Untuk menjamin hasil yang akurat dan kredibel, asesmen perlu dilakukan oleh lembaga psikologi resmi yang memiliki standar etika dan profesionalitas tinggi. Temukan layanan asesmen psikologi terbaik hanya di biro psikologi resmi Assessment Indonesia, mitra terpercaya untuk kebutuhan psikotes. Assessment Indonesia hadir dengan tim psikolog profesional yang berpengalaman dalam asesmen, seleksi, dan pengembangan sumber daya manusia. Dengan pendekatan ilmiah dan teknologi terkini, setiap hasil asesmen tidak hanya memberikan angka, tetapi juga makna yang membantu organisasi memahami potensi terbaik dari setiap individu. Karena memahami manusia adalah langkah pertama menuju ketenangan, kesejahteraan, dan keberhasilan bersama.

 

Sumber:

Baihaqi, M. A. (2019). Analog Shocking Therapy sebagai Metode Katarsis terhadap Ketenangan Jiwa pada Karyawan. Diploma Thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Bagikan